Label

Jumat, 30 September 2016

UNIT ANALISIS

E. UNIT ANALISIS

Unit analisis merupakan topik yang relevan bagi setiap riset sosial walaupun implikasi yang paling nyata dapat dilihat pada penelitian kuantitatif. Pemahaman mengenai unit  analisis terkadang sering meragukan ketika objek penelitian merupakan sekeumpulan orang dalam jumlah besar (agregat). Perbedaan yang sama antara unit analisis dan agregat terjadi pada penelitian eksplanatif. Unit analisis dalam suatu penelitian biasanya juga menjadi unit observasi. Dalam hal ini unit observasinya adalah individu suami dan istri, tetapi unit analisisnya (hal yang kita ingin teliti) adalah pasangan. Unit analisis adalah seluruh hal yang kita teliti untuk mendapatkan penjelasan ringkasan mengenai keseluruhan unit dan untuk menjelaskan berbagai perbedaan diantara unit analisis tersebut.  Penting bagi peneliti untuk menentukan unit analisisnya secara jelas dan tegas, ketidakjelasan unit analisis akan mengakibatkan peneliti tidak dapat menentukan siapa atau apa yang akan di amatinya.
Dalam kasus ini, unit analisis dikelompokan kedalam variabel seperti tingkat ekonomi, lokasi peristiwa dan tingkat bunuh diri.

1.Pembagian Unit Analisis
Mari kita tinjau analisis pada umumnya digunakan dalam riset ilmu sosial yang terdiri dari atas individu, kelompok, organisasi, interaksi sosial dan efek sosial.
a) Individu
Telah disinggung sebelumnya, individu manusia merupakan unit analisis yang sangat penting dalam riset ilmu sosial. Pada ilmu sosial, temuan hasil penelitian akan menjadi sangat berharga jika temuan tersebut dapat diterapkan atau berlaku bagi semua tipe manusia. Kelompok individu yang sering menjadi objek penelitian antara lain, pelajar, kelompok homoseksual, perkerja industri, dan lain-lain.

b) Kelompok
Berbagai kelompok sosial dapat pula menjadi unit analisis dalam penelitian ilmu sosial. Peneliti berupaya untuk memperoleh karakteristik yang dimiliki suatu kelompok yang dipandang sebagai satu enititas tunggal. sebagaimana unit analisis lainnya, kita dapat mengemukakan karakteristik kelompok-kelompok sosial berdasarkan individu anggotanya. misal : suatu keluarga, kelompok pertemanan, kelompok suatu kota dan lain-lain.

c) Organisasi
Topik penelitian lain terhadap perusahaan adalah untuk mengetahui apakah perusahaan besar memperkerjakan lebih banyak atau lebih sedikit karyawan yang berasal dari kelompok minoritas dibandingkan perusahaan kecil. misal: partai organisasi massa atau perusahaan.

d) Interaksi Sosial
Peneliti dapat pula melakukan penelitian terhadap interaksi yang terjadi pada masyarakat. Dalam hal ini interaksi sosial menjadi unit analisis penelitian terhadap interaksi sosial lain berarti mempelajari apa yang terjadi diantara individu.

e) Artefak Sosial
Artefak sosial adalah setiap produk yang di hasilkan makhlik sosial atau perilaku mereka. artefak sosial berupa buku, lukisan, bangunan, kendaraan, keramik atau lagu.

2. Kesalahan Unit Analisis 
Hal yang terpenting bagi peneliti adalah menetukan secara jelas siapa atau apa yang akan menjadi unit analisis. Jika hal ini terjadi tentu kesimpulan yang dihasilkan menjadi tidak valid, karena pernyataan mengenai suatu unit analisis didasarkan atas pengamatan pada unit analisis yang ada. Terdapat dua jenis kesalahan dalam hal penentuan unit analisis yang disebut; 1. kesalahan ekologis (eclogical fallacy)
dan 2. kesalahan reduksi (reductionism).

a) Kesalahan Ekologis
kesalahan ekologis mengacu pada kelompok atau perangkat atau sistem yaitu sesuatu yang lebih besar dari suatu individu.

b) Kesalahan Reduksi
Jenis kesalahan kedua terikat dengan unit analisis adalah kesalahan reduksi atau reduksionisme (reductionsm) mencakup upaya untuk menjelaskan suatu fenomena tersebut berdasarkan konsep terbatas atau aturan tingkat rendah.

F. KONSEPTUALISASI DAN PENGUKURAN 
Dalam kegiatan penelitian sering sekali objek atau sesuatu yang hendak kita teliti tidak jelas wujudnya karena tidak dapat dilihat, tidak dapat digenggam bahkan disentuh dan dirasakan oleh manusia. Bagaimana peneliti dapat mengukur objek atau hal-hal seperti; cinta, perasaan, religius, afiliasi politik atau agama mengukur variabel afilasi agama dapat dilakukan beberapa cara misalnya; memeriksa daftar keanggotaan seseorang pada suatu partai politik atau menanyakan pilihan seseirang dalam pemilu.
Cara lain adalah dengan menanyakan pertanyaan lain.

1. Konsep dan Konstruk
Penelitian dapat mengukur apa saja termasuk dua abstrak yang tidak bisa dilihat dan dirasakan oleh panca indra;
  • Kelompok pertama adalah objek yang bersifat direct observables yaitu hal-hal yang dapat diamati, secara langsung oleh panca indra.
  • Kelompok kedua adalah objek yang bersifat indirect observables yaitu hal-hal yang dapat diamati secara tidak langsung.
  • Kelompok ketiga adalah konstruk yaitu hal-hal yang tidak diamati secara tidak langsung lebih-lebih secara langsung.
Sebagaiman telah disinggung sebelumnya bahwa konstruk adalah suatu konsep sesuatu yang kita ciptakan berdasarkan konsep.

2. Indikator dan Dimensi
 Indikator adalah tanda yang menunjukan ada atau adanya konsep yang tengah kita pelajari. Dalam hal ini unit analisis yang kita gunakan adalah individu, kita dapat mengamati ada atau tidak adanya indikator-indikator tersebut pada diri orang yang diteliti. Ketika Jonathan Jackson (2005) mengukur rasa takut pada kejahatan (fear of crime) ia menggunakan sejumlah dimensi berbeda sebagai berikut;
  • Tingkat kecemasan menjadi korban kejahatan
  • Perkiraan kemungkinan menjadi korban pada setiap peristiwa kejahatan dilingkungan terdekat
  • persepsi untuk melakukan kontrol terhadap kemungkinan menjadi korban pada setiap peristiwa kejahatan dilingkungan terdekat.
  • persepsi mengenai tingkat keseriusan setiap kejahatan
  • kepercayaan peristiwa kejahatan dapat terjadi dilingkungan terdekat
  • persepsi seberapa besar sikap paling menghargai dilingkungan tetangga
  • persepsi terhadap kejahatan komunitas, termasuk kontrak sosial informasi dan model kepercayaan 
 Ada empat motivasi genosida adalah sebagai berikut ;
  1. Kenyamanan (convenience)
  2. Balas dendam (revenge)
  3. Ketakutan (fear)
  4. Pemurnian (Purifications)
3. Variabel dan Atribut 
Atribut atau nilai didefinisikan sebagai karakteristik atau kualitas yang menjelaskan suatu objek dalam hal ini manusia. Variabel adalah pengelompokan logisa dari sejumlah atribut. misalnya  laik-laki dan perempuan adalah atribut dan jenis kelamin tersebut dikatakan dua atribut tersebut. Variabel dan atribut merupakan fondasi bagi penelitian hubungan sebab akibat dalam penelitian ilmu sosial.

4. Variabel dan Kontinus
Suatu penelitian dapat menggunakan dua bentuk variabel yaitu variabel diskrit dan variabel kontinus. Kita bisa mengatakan bahwa perbedaan antara variabel diskrit dan kontinus dalam banyak kasus dapat dilaksanakan dengan mudah. Suatu variabel adalah kontinus jika data yang diperoleh berasal dari perhitungan (count) sedangkan data variabel diskrit berasal dari pengukuran (measurement).


Sumber : Morissan, Metode Penelitian Survei, Prenada Media Group, hal 46-74

TUJUAN PENELITIAN




C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ilmiah pada dasarnya adalah kegitian mengamati atau melakukan observasi atas suatu dan melakukan interprestasi atau analisis terhadap apa yang kita amati atas sesuatu itu. Namun sebelum kita dapat melakukan observasi dan analisis kita melakukan rencana. Kita perlu memutuskan mengenai apa yang kita amati, dan apa yang kita analisis, mengapa kita perlu harus melakukan hal itu, dan bagaimana caranya untuk itulah mempersiapkan rancangan atau design penelitian (research design) kita. Dengan kata lain, pertanyaan yang tepat telah mengandung jawaban  dengan sendirinya. Dalam praktiknya, setiap aspek dari desain penelitian adalah bersifat saling berhubungan.

Terdapat tiga tujuan yang paling umum dan paling berguna dalam penelitian yaitu eksploratif, deskriptif, dan eksplanatif. Suatu penelitian dapat saja memiliki lebih dari satu tujuan. Namun sebelumnya, kita perlu memahami masing-masing penelitian karena setiap tujuan yang digunakan akan memberikan konsekuensi berada terhdap aspek-aspek dari desain penelitian.

1. PENELITIAN EKSPLORATIF
 Hal ini dimaksud agar peneliti dapat mengenali dengan topik yang ditelitinya. Penelitian eskploratid bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai suatu topik penelitian untuk nantinya akan di teliti lebih jauh.

2. PENELITIAN DESKRIPTIF
 Peneliti mengamati sesuatu (objek penelitian) dan kemudian menjelaskan suatu kondisi sosial tertentu. misal,  berapakah tingkat pengangguran di suatu daerah.

3. PENELITIAN EKSPLANATIF
 Tujuan umum ketiga penelitian sosial adalah menjelaskan sesuatu. Penelitian eksplanatif memberikan penjelasan dan alasan dalam membentuk hubungan sebab akibat. misalnya, mengapa suatu kota memiliki tingkat pengangguran lebih tinggi dibandingkan kota lain.

D. HUBUNGAN VARIABEL

Dalam penelitian, upaya untuk menjelaskan suatu fenomena dengan menggunakan hubungan antar variabel sering disebut sebagai model nometetis (nomothetic explanation). Model ideografis bertujuan memperoleh  suatu pemahaman yang lengkap dan berkedalaman (in-depth) terhadap satu kasus tertentu.
Sebaiknya model nomotetis berupaya mencari penjelasan yang bersifat umum.

1). Syarat Hubungan Sebab Akibat
Sebagaimana dikemukakan Earl Babie (2008) suatu hubungan masuk kedalam kategori hubungan sebab akibat (causal relationship), jika memenuhi tiga syarat yaitu harus ada korelasi, urutan waktu dan orisinalitas hubungan.

a) Korelasi
=>  Kita tidak dapat mengatakan terdapat hubungan sebab akibat tanpa adanya suatu korelasi atau hubungan yang sebenarnya diantara dua variabel. misalnya, kita dapat mengatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang memiliki korelasi dengan jabatan yang dimiliki sebab akibat (hubungan postif), karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi jabatan yang didudukinya.

b) Urutan Waktu
=> Hubungan sebab akibat harus mengikuti urutan waktu (time order) yang benar. kita dapat mengatakan adanya hubungan sebab akibat kecuali "sebab" mendahului "akibat" secara urutan waktu.

c) Orisinalitas
=> Syarat ketiga bahwa ada dua variabel memiliki hubungan sebab akibat adalah jika kedua variabel memiliki hubungan sebab akibat yang orisinal bukan tipuan. Hubungan orisinal terpenuhi jika variabel akibat tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel ketiga atau variabel lainnya. Jika variabel akibat masih dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel sebab lainnya, maka tidak terdapat hubungan sebab akibat.

Pada contoh lain, adakah hubungan sebab akibat antara ukuran sepatu anak sekolah dengan kemampuan matematika? Dalam hal seperti ini ada hubungan positif dan orisinal diantara kedua variabel tersebut yaitu semakin besar ukuran sepatu,semakin pintar mereka dalam matematika.
Penjelasan mengenai hubungan sebab akibat yang disertai beberapa contoh sebelumnya menjelaskan bahwa kita bisa saja memiliki beberapa variabel sebab akibat yang dapat kita duga sebagai faktor yang bertanggung jawab bagi munculnya variabel akibat.

2) Penelitian Model Nomotetis
Dengan demikian sebelum suatu variabel sebab pasti yang dapat diketauhi, maka hubungan sebab akibat sebenarnya masih merupakan probabilitas atau kemungkinan, pada penelitian model nomotetis ini, dua variabel yang di perkiraanya memiliki sebab akibat.

Tiga hal harus dipahami pada penelitian hubungan sebab akibat ini yaitu :
1. kausalitas lengkap (complete causation) bahwa hubungan sebab akibat tidak dimaksudkan berlaku untuk keseluruhanya tipe hubungan sebab akibat
2. Kasus pengecualian yaitu hubungan sebab akibat tetap menerima adanya pengeluaran (excephonal case)
3. Mayoritas kasus

=> Kausalitas lengkap, sebagaimana penelitian ilmu sosial untuk mengetahui hubungan sebab akibat tidak berlaku kepada siapa saja dan bersifat mutlak karena dibatasi oleh pengecualian.
=> Kasus pengecualian, adanya suatu pengecualian tidak berarti hubungan sebab akibat menjadi tidak diterima.
=> Mayoritas kasus, hubungan sebab akibat tetap dapat dinyatakan benar walaupun tidak berlaku untuk sebagian besar kasus (majority cases).

Sumber : Morissan, Metode Penelitian Survei, Prenada Media Group, hal 34-45

METODE PENELITIAN



4.METODE PENELITIAN

            Suatu penelitian dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif. Riset kualitatif merupakan suatu penelitian yang mendalam (in.depth), berorientasi pada kasus sejumlah kecil kasus, termasuk satu studi kasus. Riset kualitatif berupaya menemukan data secara terperinci dari kasus tertentu, seringkali dengan tujuan menemukan bagaimana sesuatu terjadi. Tujuan utama riset kualitatif adalah untuk membuat suatu fakta dapat dipahami, dan seringkali tidak terlalu menekankan pada penarikan kesimpulan (generalisasi), atau tidak menekankan pada perkiraan (prediksi) dari berbagai pola (yang ditemukan).
           
 Metode kualitatif bersifat fleksibel sehingga memungkinkan peneliti untuk mempelajari berbagai bidang baru yang menarik. Metode kualitatif memiliki beberapa kelemahan. Pertama, ukuran sampel seringkali terlalu kecil untuk memungkinkan peneliti melakukan generalisasi terhadap data diluar sampel yang dipilih untuk penelitian tertentu.

            Pada masa lalu, penelitian kuantitatif dan kualitatif seringkali dibedakan hanya dalam dua hal : 1)riset kualitatif menggunakan jumlah responden atau ukuran sampel yang lebih kecil; 2)karena ukuran sampel yang kecil, hasil riset kualitatif tidak dapat digeneralisasi terhadap populasi dimana sampel ditarik.

a.       Perbedaan riset kualitatif, kuantitatif

Perbedaan riset kualitatif, kuantitatif tidak ditentukan pada jumlah sampel. Walaupun kebanyakan proyek penelitian kualitatif menggunakan sampel dalam jumlah kecil yang tidak melakukan memungkinkan generalisasi hasil penelitian terhadap populasi, namun kenyataannya kita dapat meningkatkan ukuran sampel ebanyak yang kita inginkan sehingga persoalan besar-kecil sampel menjadi tidak relevan lagi.
Perbedaan riset kualitatif, kuantitatif tidak ditentukan pada pengukuran. Pada masa lalu, kebanyakn orang beranggapan bahwa penelitian kualitatif tidak melibatkan pengukuran (measurement) karena kualitatif hanya memaparkan atau menjelaskan saja.

5. Pengumpulan Data 

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti eksperimen, survey atau pengamatan lapangan (field research) penelitian kualitatif memiliki sejumlah metode pengumpulan data seperti focus group discussion (FGD), pengamatan lapangan, wawancara mendalam, dan studi kasus. Data kualitatif memiliki berbagai macam bentuk. Seperti : catatan yang kita buat selama melakukan pengamatan lapangan, transkrip wawancara, dokumen, catatn harian (diary), dan jurnal.
Riset kuantitatif memiliki beberapa metode pengumpulan data seperti survey yang mencakup survey melalui telepon, survey surat, dan survey internet. Pada metode ini pertanyaan sudah bersifat tetap (statis), atau sudah terstandar.

6. Analisis dan Interpretasi Data

            Sebagaimana dikemukakan Miles dan Huberman (1994), analisis data kualitatif terdiri atas empat tahap, yaitu 1) reduksi data (data reduction); 2) peragaan data (data display); 3) penarikan kesimpulan (conclusion drawing); dan 4) verifikasi. Dalam hal ini, sebagai upaya untuk mengolah data, peneliti pertama-tama perlu mengorganisir atau menyusun data yang telah diperolehnya secara kronologis menurut urutan kejadian selama penelitian berlangsung. Data kualitatif dapat dianalisis dengan menggunakan beberapa teknik analisis, dua terpenting diantaranya akan dibahas disini, yaitu : 1) teknik komparatif tetap (the constant comparative technique) dan 2) teknik induksi analitis (the analytical induction technique).

a.       Teknik Komparatif Tetap
Teknik ini pertama kali dikemukakan Glasser dan Strauss (1967) dan kemudian diperbaiki oleh Lincoln dan Guba (1985). Teknik komparatif tetap ini terdiri atas empat tahapan, yaitu : 

1.      Kategori kejadian : tahap pertama disebut dengan perbandingan kategori kejadian.
2.      Perbaikan kategori : pada tahap ini, peneliti menuliskan aturan atau pernyataan yang menjelaskan apa saja kriteria dari suatu kategori.
3.      Mencari hubungan dan tema diantara kategori : tahap ketiga adalah mencari hubungan dan mencari pola-pola yang sama diantara keseluruhan kategori yang ada.
4.      Menyederhanakan dan mengintegrasikan data kedalam suatu struktur teori yang terpadu : pada tahap akhir proses analisis data, peneliti membuat suatu ringkasan dan penelitiannya.

b.      Strategi induksi analitis
Strategi induksi analitis (analytic induction strategy) merupakan teknik yang menggabungkan konstruksi hipotesis dengan analisis data.


7. Presentasi hasil penelitian
            Format yang digunakan peneliti untuk menyajikan hasil penelitian tergantung pada tujuan penelitian. Hasil penelitian yang hendak dipublikasikan pada jurnal akademik biasanya harus mengikuti suatu format laporan yang sudah ditentukan oleh masing-masing jurnal.

8. Replika penelitian
            Suatu hal penting yang perlu kita pahami bahwa hasil penelitian hanya merupakan indikasi mengenai apa yang mungkin ada atau terjadi. Seringkali penelitian melakukan satu kali penelitian dan menyampaikan laporan hasil penelitian seolah-olah mereka telah menemukan suatu teori baru atau hukum baru.

Sumber : Morissan, Metode Penelitian Survei, Prenada Media Group, hal 22-33