C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ilmiah pada dasarnya
adalah kegitian mengamati atau melakukan observasi atas suatu dan melakukan
interprestasi atau analisis terhadap apa yang kita amati atas sesuatu itu.
Namun sebelum kita dapat melakukan observasi dan analisis kita melakukan
rencana. Kita perlu memutuskan mengenai apa yang kita amati, dan apa yang kita
analisis, mengapa kita perlu harus melakukan hal itu, dan bagaimana caranya
untuk itulah mempersiapkan rancangan atau design penelitian (research design)
kita. Dengan kata lain, pertanyaan yang tepat telah mengandung jawaban dengan sendirinya. Dalam praktiknya, setiap
aspek dari desain penelitian adalah bersifat saling berhubungan.
Terdapat tiga tujuan yang paling
umum dan paling berguna dalam penelitian yaitu eksploratif, deskriptif, dan
eksplanatif. Suatu penelitian dapat saja memiliki lebih dari satu tujuan. Namun
sebelumnya, kita perlu memahami masing-masing penelitian karena setiap tujuan
yang digunakan akan memberikan konsekuensi berada terhdap aspek-aspek dari
desain penelitian.
1. PENELITIAN EKSPLORATIF
Hal ini dimaksud agar peneliti
dapat mengenali dengan topik yang ditelitinya. Penelitian eskploratid bertujuan
untuk mendapatkan gambaran mengenai suatu topik penelitian untuk nantinya akan
di teliti lebih jauh.
2. PENELITIAN DESKRIPTIF
Peneliti mengamati sesuatu
(objek penelitian) dan kemudian menjelaskan suatu kondisi sosial tertentu.
misal, berapakah tingkat pengangguran di suatu daerah.
3. PENELITIAN EKSPLANATIF
Tujuan umum ketiga penelitian
sosial adalah menjelaskan sesuatu. Penelitian eksplanatif memberikan penjelasan
dan alasan dalam membentuk hubungan sebab akibat. misalnya, mengapa suatu kota
memiliki tingkat pengangguran lebih tinggi dibandingkan kota lain.
D. HUBUNGAN VARIABEL
Dalam penelitian, upaya untuk
menjelaskan suatu fenomena dengan menggunakan hubungan antar variabel sering
disebut sebagai model nometetis (nomothetic explanation). Model ideografis
bertujuan memperoleh suatu pemahaman yang lengkap dan berkedalaman
(in-depth) terhadap satu kasus tertentu.
Sebaiknya model nomotetis berupaya
mencari penjelasan yang bersifat umum.
1). Syarat Hubungan Sebab Akibat
Sebagaimana dikemukakan Earl Babie
(2008) suatu hubungan masuk kedalam kategori hubungan sebab akibat (causal
relationship), jika memenuhi tiga syarat yaitu harus ada korelasi, urutan waktu
dan orisinalitas hubungan.
a) Korelasi
=> Kita tidak dapat
mengatakan terdapat hubungan sebab akibat tanpa adanya suatu korelasi atau
hubungan yang sebenarnya diantara dua variabel. misalnya, kita dapat mengatakan
bahwa tingkat pendidikan seseorang memiliki korelasi dengan jabatan yang
dimiliki sebab akibat (hubungan postif), karena semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, maka semakin tinggi jabatan yang didudukinya.
b) Urutan Waktu
=> Hubungan sebab akibat harus
mengikuti urutan waktu (time order) yang benar. kita dapat mengatakan adanya
hubungan sebab akibat kecuali "sebab" mendahului "akibat"
secara urutan waktu.
c) Orisinalitas
=> Syarat ketiga bahwa ada dua
variabel memiliki hubungan sebab akibat adalah jika kedua variabel memiliki
hubungan sebab akibat yang orisinal bukan tipuan. Hubungan orisinal terpenuhi
jika variabel akibat tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel ketiga
atau variabel lainnya. Jika variabel akibat masih dapat dijelaskan dengan
menggunakan variabel sebab lainnya, maka tidak terdapat hubungan sebab akibat.
Pada contoh lain, adakah hubungan
sebab akibat antara ukuran sepatu anak sekolah dengan kemampuan matematika?
Dalam hal seperti ini ada hubungan positif dan orisinal diantara kedua variabel
tersebut yaitu semakin besar ukuran sepatu,semakin pintar mereka dalam
matematika.
Penjelasan mengenai hubungan sebab
akibat yang disertai beberapa contoh sebelumnya menjelaskan bahwa kita bisa
saja memiliki beberapa variabel sebab akibat yang dapat kita duga sebagai
faktor yang bertanggung jawab bagi munculnya variabel akibat.
2) Penelitian Model Nomotetis
Dengan demikian sebelum suatu
variabel sebab pasti yang dapat diketauhi, maka hubungan sebab akibat
sebenarnya masih merupakan probabilitas atau kemungkinan, pada penelitian model
nomotetis ini, dua variabel yang di perkiraanya memiliki sebab akibat.
Tiga hal harus dipahami pada
penelitian hubungan sebab akibat ini yaitu :
1. kausalitas lengkap (complete
causation) bahwa hubungan sebab akibat tidak dimaksudkan berlaku untuk
keseluruhanya tipe hubungan sebab akibat
2. Kasus pengecualian yaitu hubungan
sebab akibat tetap menerima adanya pengeluaran (excephonal case)
3. Mayoritas kasus
=> Kausalitas lengkap,
sebagaimana penelitian ilmu sosial untuk mengetahui hubungan sebab akibat tidak
berlaku kepada siapa saja dan bersifat mutlak karena dibatasi oleh
pengecualian.
=> Kasus pengecualian, adanya
suatu pengecualian tidak berarti hubungan sebab akibat menjadi tidak diterima.
=> Mayoritas kasus, hubungan
sebab akibat tetap dapat dinyatakan benar walaupun tidak berlaku untuk sebagian
besar kasus (majority cases).
Sumber : Morissan, Metode
Penelitian Survei, Prenada Media Group, hal 34-45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar